Mengenai Saya

Foto saya
berikan apa yang terbaik untuk ku"aku pun akan memberikannya lebih dari yg kamu berikan" Tidak ada salahnya memiliki 'persyaratan' untuk 'calon', tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada yang berhenti di depan kita.

Sabtu, 07 Februari 2009

Aku Mendengar


Lalu dimanakah kepercayaan yang telah kuberikan
meskipun tidak cukup untuk membuatmu percaya
seperti kemarin petang
selagi kita sibuk membenahi rumah abu-abu dan dalamnya
penuh sampah dan debu
ada yang terlupa bahwasanya catatan yang pernah kita buat
Dengan tangan gemetaran telah hilang
Entah dimana?

Kita memang tak pandai menyimpan sesuatu
Apalagi menghapalnya?

Lalu dimanakah kepercayaan yang telah kuberikan
Kalaupun pada akhirnya menelanjangi tubuh ditengah garis-garis
Gerimis
Telaga dimatamu tak lagi mampu biaskan kerinduan
Tak usah digetuni
:barang kali itulah nasib

Yang menghantarku kearah ruang dinding tanpa batas
menuju beranda
:dendamku telah jadi batu berbaur sepi
terjerat jaring laba-laba

Lalu dimanakah kepercayaan yang telah kuberikan
Ketika kita setubuhi malam dengan mimpi-mimpi perawan
diatas kasur bernama
:cinta

bias

Demi waktu kunanti
Demi waktu kuharap
Hadirnya kebahagiaanku
Seperti yang kumimpikan

Oh…Bahagia
Penantianku takkan pernah sirna
Karena kuharap kebahagiaanku
Hadir dalam kebahagiaanku

Kini bahagia ku tlah hadir
Semenjak kau hadir dihidupku
Smoga waktu yang kunanti
Takkan pernah berujung dilekang waktu

Ditemani satu kejora di barat daya,

Cahayanya memantul dan berenang bersama juta’an buih asin…

Asaku berpendar keseantero malam,

Berharap kau tau,

Bahwa rasa ini mulai bertunas dan meresahkan….


Ketika kembali dijajah pesonamu,

Masa lalu tak lebih dari cerita.

Air mata maafmu adalah rintik candu yg mengalir membius rasa.

Mengganti sakit, keringkan luka.

Ketika bosanmu kembali hadir,

Sengaja atau tidak, kau sibak smua trik sesalmu.

Tancapkan luka baru tepat ditempat yg lama.

Lalu asal, kau minta aku lupakan mu….

Hampa adalah kado abadi yang kau beri,

Yg slalu menyapaku setiap pagi,

Dan temaniku habiskan hari.

Tapi sungguh, aku tak bisa mengganti rasa ini,

dengan kebencian ataupun dendam.

Karna sungguh, kau mengikat mati akalku

dengan pengertian akan rumitnya kenyataan.


sudah kusembunyikan sedih
pada raut senyum mati
“aku senang kau datang” tegurmu pada hati
aku menunduk, lantas apa ini yang berdenyut dinadi?
jika mampu, akan kubungkus untukmu,
jiwaku, sepotong rindu,
dan cinta yang tak punya siapa siapa
tak kupungkiri, kamu…. manis sekali dg baju pengantinmu
matahariku, langitbiruku, lautku, kamu….
tancapkan saja, paku terakhirmu di nisan hati,
esok, tanpa langit, matahari dan laut
aku mati ribuan kali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar