Mengenai Saya

Foto saya
berikan apa yang terbaik untuk ku"aku pun akan memberikannya lebih dari yg kamu berikan" Tidak ada salahnya memiliki 'persyaratan' untuk 'calon', tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada yang berhenti di depan kita.

Sabtu, 07 Februari 2009

Sampai Hati


adakah seorang insan yang mengerti..
apakah arti kehidupan ini…
pernah kucari arti cinta sejati
namun yang kutemui hanyalah mimpi..
suatu mimpi kosong yang tak bertepi
apakah salah hati ini
ingin memiliki sebuah cinta sejati..
apakah arti sebuah persahabatan sejati
apakah itu juga sebuah mimpi..?
jika benar,
apalah arti semua ini..
sudah banyak hari kujalani
tanpa suatu tujuan yang pasti…
semua seakan hanyalah ilusi..
ilusi yang tiada memiliki arti
namun akhirnya satu hal kusadarihanya
Tuhan yang sungguh mengerti,
tentang semua arti kehidupan ini..
kekosongan hati ini
tidak lagi diisi dengan benci..
tak ada yang lebih murni
dari kesucian cinta Ilahi

Terlalu lama ku pendam
Semua rasa ini padamu
Kini ku sudah tak tahan
Ku ingin kau tau semua..
Aku lebih dulu mencintaimu
Aku lebih dulu mengenalmu
Bukannya dia..
Cinta itu harus diungkapkan
Cinta itu harus memiliki
Tak kan kulepaskan dirimu
Memang tinggi egoku
Namun.. ingin ku miliki dirimu..
Demi cinta yang t`lah lama ku pendam
Demi mengganti semua pengorbanan
Yang t`lah ku lakukan untukmu
Kau harus jadi milikku..

Saat pertama kali ku melihatmu
Jantungku mulai berdegup kencang
Sejak saat itu
Malam-malamku penuh mimpi tentangmu
Setiap kali bersamamu
Serasa ku terbang melayang
Anganku membawamu turut serta
Menghadapi ribuan bintang di langit
Aku jatuh cinta padamu
Jatuh cinta yang pertama
Aku jatuh cinta padamu
Dan kau pun begitu padaku
Ku mohon.. jangan lukai aku..
Ini yang pertama buatku
Ku ingin yang paling indah
Walau pun nanti berpisah
Kisah ini tak kan terlupakan..

Mbak Ratih datang sebagai pembantu di rumah kita, itu yang mama bilang ke aku, meski kenyataan yang aku lihat justru berkata lain. Aku sendiri heran, bukankah di rumah kita sudah ada Mbok Ani sama Mbok Rina? Aku rasa mereka berdua saja sudah cukup membantu pekerjaan di rumah kita, kenapa mesti nambah satu lagi? Apalagi Mbak Ratih masih muda, beda usia kami juga nggak bertaut jauh, cuma selisih dua tahun saja. Apa itu nggak menghawatirkan mama? Firasatku bilang Mbak Ratih itu biang segala-galanya. Dia itu racun di rumah kita, tapi anehnya mama nggak pernah segan-segan meminum racun itu di depan aku.
Sebenarnya aku sama sekali nggak pernah mempermasalahkan keputusan mama yang terkesan tiba-tiba itu. Tapi aku sama sekali nggak terima dengan kekurangajaran Mbak Ratih yang semakin menjadi-jadi. Jika Mbak Ratih hanya dibebankan untuk membersihkan rumah tanpa harus membantu pekerjaan Mbok Ani dan Mbok Rina sih aku nggak masalah, juga diberikannya perhatian khusus dengan menempatkan Mbak Ratih di kamar yang lebih luas dan bagus dari pada dua pembantu kita yang sudah bekerja puluhan tahun di rumah. Karena aku memang nggak pernah mau peduli tentang dia. Mama, aku nggak terima kalau Mbak Ratih jadi sok berkuasa di rumah. Mungkin mama memang nggak pernah tahu dengan sikap sok-nya selama ini, karena Mbak Ratih memang pandai ngibuli seisi rumah, yaitu mama dan papa. Mama tahu nggak kalau anakmu ini pernah disuruh belanja di pasar, beli bahan dapur. Tapi dia enak-enakan nonton tipi, waktu itu jelas aku nolak Mam. Tapi dianya malah mengancam aku, emang sih aku pernah kepergok jalan sama cewek, waktu itu kebetulan Mbak Ratih lihat. Padahal dia cuma teman aku aja kok Mam, bukan pacar. Tapi Mama pasti nggak percaya kalau Mbak Ratih mengadu, Mbak Ratih kan paling suka ngompor-ngompori Mama tentang sikapku. Sejak itu aku dijadikan babu, aku nggak tahan Mam.
Sikap Mama dan Papa ke aku juga sudah berubah sejak kedatangan Mbak Ratih. Mama sudah nggak pernah manjain aku lagi, nggak pernah ajak aku jalan-jalan lagi, kan sekarang ada Mbak Ratih yang siap melayani mama 24 jam kemana pun Mama pergi. Aku rindu sama nasihat-nasihat Mama, sikap Mama yang dulunya selalu overprotective terhadap aku, juga kebiasaan mama yang dulunya sering kelonin aku tiap malam. Sekarang sudah nggak lagi, sebaliknya aku jadi sering dimarah sama mama. Apalagi waktu aku bilang mama sudah nggak sayang lagi sama aku, mama malah jewer kuping aku dan bilang kalau aku nggak tahu terima kasih. Bukannya sebaliknya Mam? Yang nggak tahu terima kasih itu Mbak Ratih. Dia nggak sadar kalau dia itu cuma seorang pembantu di rumah kita. Tapi kenapa dia berani marah-marah ke aku setiap kali aku buat salah? Aku nggak terima, yang berhak marah di rumah kita hanya Mama dan Papa aja. Mbak Ratih nggak boleh.
Sejak Mbak Ratih ada, aku jadi penjaga rumah. Mama nggak pernah mau lagi ajak aku belanja. Aku jadi anjing penjaga rumah, nggak boleh kemana-mana selain bertugas menjaga rumah kita. Padahal rumah kita kan besar mam, kenapa mesti kawatir hilang?
Ma, sekarang aku juga sudah berubah. Tapi jangan salahkan aku atas tindakanku ini Ma, salahkan Mbak Ratih. Dia yang menjadi penyebab atas perubahanku. Jika selama ini aku sudah jarang di rumah, aku mulai berani merokok dan pacaran, juga sedikit-dikit mencoba menum-minuman keras, itu karena aku tidak pernah betah tinggal di rumah. SUMPEK MAM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar